Semua rencana sudah matang untuk dipersiapkan. Ira ikut bersama Unge menuju bandung dengan mobilnya Unge, karna disini Unge yang menjadi bos, sehingga Unge menyerahkan mobilnya pada Ira, dan Unge akan melanjutkan tidurnya di kursi belakang. Maka selamatlah untuk Ira menjadi supir pribadi Unge.
" Nge enak banget hidup lo dah, gue cuman dibayar dengan "Hutang Lunas" doang aja udah dibikin kayak supir gini Nge ?! " gumam Ira dengan cemberut.
" Udah ah lo jangan banyak omong, gue mau bobok manis dulu ! " jawab Unge sambil meregangkan otot-otot tangannya yang dari tadi nangkring terus main bersama laptop dan berkas-berkasnya.
Mereka pun akhirnya jalan menuju Bandung, saat itu memang weekend dan jalanan pun terasa macet sekali. Ira pun nampak lelah melihatnya apalagi ia yang menyetir. Sedangkan Unge pulas tertidur. Unge dan Ira adalah partner kerja yang baik, apalagi Ira baik sekali saat dia memang sedang butuh uang untuk bayar kost-kostan dan biaya makannya dia saat akhir bulan tiba. Jabatan Unge memang di atas Ira, apalagi Unge sekarang melanjutkan studi S2 di Bandung, dan tidak dapat dipungkiri keputusan Unge ini selain tidak mau memiliki waktu luang untuk menikmati kehidupannya, Unge pun tahu maka setelah Unge menyelesaikan studinya itu selain kegiatan Unge di kantor berkurang pendapatannya sebulan pun menjadi naik, bayangkan bila dengan gelar sarjananya Unge mengantongi 4juta perbulan maka dengan studi S2nya saja Unge bisa mendapatkan pendapatan dua kali lipatnya, fantastis !
" Nge bangun lo, sudah sampai di kampus lo ini ! " Ira pun membangunkan Unge dengan wajah yang lelah.
" Oh cepat juga sudah sampai lagi, gue lelah banget sih Ra, mangkanya lo buruan dong naik jabatan biar lo bisa bantuin nanti tugas-tugas kantor gue ! " jawab Unge yang baru bangun dan langsung ngajak berdebat.
" Aduh Nge, sudah turun cepat giliran gue sekarang yang mau tidur di belakang ! "
Unge pun langsung turun tanpa berkata-kata apapun.
Mereka tidak menyadari bahwa kampus yang Ira maksud adalah Kampus Bumi Parahyangan dan itu sudah jelas sekali bukan kampus Unge melainkan itu adalah kampus dimana Arlan mengajar. Tetapi Unge pun dengan mata lelah hanya mengerutkan dahinya dan berpikir bahwa selama seminggu kemarin itu kampusnya sedang direnovasi.
Tetapi Unge mulai merasakan ada yang aneh saat ia terus berjalan dengan mata yang terkantuk-kantuk dan berjalan tak henti-hentinya hingga ia mulai sadar.
" Mampus si Ira, ini kampus siapa ? Gue gak kenal sama orang-orangnya ! " celetuk Unge sambil menggaruk-garuk kepalanya.
Tak sengaja Unge melihat ada sosok yang dikenalnya, ya benar ternyata itu adalah Arlan. Arlan mengajar di kampus ini sebagai dosen komunikasi.
Unge pun langsung terbirit-birit lari menuju parkir mobilnya. Ira pun langsung kaget, padahal baru saja ia akan merasakan indahnya bermimpi.
" Ra lo parah ya, ini bukan kampus gue, ini kampus apaan bukan kampus gue ini judulnya ! "
" Lo ganggu aja gue mau tidur Nge, terus kampus lo yang mana ? " tanya Ira dengan kesal .
" Udahlah lo tidur aja, gue yang bawa mobilnya ! "
Akhirnya Ira pun tertidur, sesampai di kampusnya Unge. Unge pun mengunci Ira dari luar yg sedang tertidur.
Saat Unge melewati kelasnya Boy, Unge melihat Boy sedang mengobrol dengan pria dewasa yang ternyata itu adalah dosen mata kuliah ekonomi , nampak serius mereka mengobrol dan di dalam kelas itu hanya ada Boy dan Pak Doremi. Tak sedikit pun Unge merasakan kecurigaan.
Unge pun masuk ke dalam kelasnya dan memulai aktivitasnya sebagai mahasiswa pasca sarjana.
Selesai Unge kuliah, Unge pun menghampiri Boy.
" Boy, lo dari tadi ngapain sih sama pak Doremi ? " tanya Unge saat duduk di sebelah Boy yang berada di kantin.
" Gue emmm gue.. emang lo tadi lihat gue lagi ngapain emangnya ? " jawab Boy dengan gugup.
" Ah sudahlah gak penting juga..."
Tiba-tiba Unge pun teringat sesuatu yang hampir ia lupakan.
" Ya ampun gue lupa gue ngunci si Ira di mobil gak ada udara lagi ! "
Unge pun berlari menuju parkir mobil. Dan benar saja ternyata Ira hampir kehabisan oksigen didalam.
" Nge lo tega nge.. gue hampir mati ! " seru Ira dengan wajah pucat.
" Sorry gue lupa Ra, gue malah ke kantin hehe. " jawab Unge dengan wajah tanpa dosa.
Ira dan Unge mulai merencanakan rencananya, akhirnya Unge pun pulang menuju komplek rumah Arlan dan Tina yang bertempatkan di jalan Sukahepi. Unge hanya menurunkan Ira di luar rumah Arlan, dan Unge diam di dalam mobil menunggu hasil kabar dari Ira. Ira pun berjalan dengan sangat ragu, namun dengan pelan dan keyakinan yang tinggi Ira berkata, " Hutang Lunas ! Hutang Lunas ! HUTAAAANNG LUNASSS ! "
" Siang, permisi ! "
Tina pun membukan pintu rumahnya.
" Iya siapa ya ? "
" Halo Tina, aku Rere temannya Arlan waktu kuliah S1 dulu. "
Ira tampak ragu dan tidak percaya, tetapi Ira sebenernya memang tidak terlalu mengenali teman-teman kuliahnya Arlan saat Arlan kuliah S1 dulu. Ira mengerutkan dahinya yang memang masih bingung, " Emm.. Rere? Lalu ada perlu apa ya ?"
Tina masih belum mempersilahkan Ira untuk masuk ke dalam rumahnya.
" Begini loh Tin, aku itu mau kasih sureprise gitu buat Arlan sama teman-teman lainnya juga, karna hanya aku yang gak terlalu sibuk jadi aku yang dipilih sama teman-teman buat kompromiin dulu sama kamu Tin, padahal aku malu Tin sama kamu kemarin aku gak sempat datang ke weedingnya kamu hehe. " jawab Ira dengan gamblang dan sukses akhirnya Tina pun mempersilahkan Ira masuk kedalam rumahnya.
Ira memang pandai sekali memerankan peran Rere yang notabene adalah teman lama Arlan. Mereka pun nampak akrab hingga tak terasa sudah menunjukkan pukul 3 sore, dan Unge mulai merasa kesal. Ira belum puas dengan jawaban Tina tentang Unge.
" Eh Tin, kamu masak gak kenal sama mantannya Arlan yang namanya Bunga yang suka dipanggil Unge ? "Tanya Ira dengan akrab.
" Oh Unge, itu memang teman sekolah aku dulu sih aku malah gak tahu nama aslinya. " jawab Tina dengan polos.
" Iya Tin, katanya Unge itu mantan terakhirnya Arlan setelah akhirnya nikah sama kamu kan ? Aku tau dari teman-teman sih, karna aku sekarang kan tinggal di jakarta Tin. " tukas Ira dengab wajah meyakinkan bahwa ia tidak sedang berbohong.
" Iya sorry yah Re, aku tahunya Unge itu memang mantannya Arlan tapi itu Arlan gak pakai perasaan kok pacaran sama dia dulu, dulu aku sama Arlan emang sempat putus sebentar banget, eh Arlan katanya emang mau temenan saja sama Unge, ehh Ungenya kayak yang mupeng (muka pengen = red) mau jadian haha dasar ya... " jawab Tina dengan pede.
" Oh gitu ya Tin ? Unge Unge itu emangnya cantik apa biasa aja sih ? Tapi aku yakinnya cantikan kamu ya Tin hehe ? " Rayu Ira agar semua yang dicurigai Unge terbongkar semua.
" Aku sih gak tahu ya, cuma kata Arlan tetep cantikan aku, mangkanya Arlan pilih aku untuk jadi istrinya. " jawab Tina makin pede.
Ira pun memutuskan untuk berpamitan pulang, karna Unge sejak tadi mengsms Ira.
Ira berjalan agak sedikit jauh dari rumah Arlan menuju Unge yang sengaja menjauh dari kawasan tersebut, karna Unge takut semua rencananya gagal.
" Nge.. gawat Nge, semuanya Nge kebongkar dah lo dimata Arlan dan Tina nothing ! " seru Ira dengan wajah panik.
" Anjrit, sudah gue kira Ra. Terus gimana Ra ? "
Sabtu, 03 Mei 2014
Jodoh Larinya Kemana ??? Part 4
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar