Lagi, untuk kesekian kalinya dunia pertemanan gue dan teman-teman lainnya harus terpisahkan dan tereliminasi hanya karna beberapa lembar undangan doang, ya..memang satu lembar, tapi di dalam isi undangan tersebut terdapat satu nama pria yang tidak gue kenal dan satu laginya nama wanita yang gue kenal banget.
"Rena ? Rena nikah ? Ya ampun gue gak nyangka banget ! " teriak gue gak percaya saat gue menerima kiriman dari pak pos yang berisi wedding invitation dari teman lama gue Rena.
Gue membuka isi lembar demi lembar undangan tersebut, Rena nikah sama mantan pacarnya Dhena, Tobi.
Sebenarnya gak terlalu masalah banget buat gue, gue harusnya melihat ke atas jangan ke bawah ???
Lihatlah ke atas, masih banyak wanita-wanita yang di atas usia gue yang masih belum mendapatkan pasangan hidupnya. Jangan sesekali melihat ke bawah, mereka yang mendahului gue itu belum cukup umur harusnya diusia mereka saat ini mereka masih kuliah semester 6.
Rena memang usianya jauh di bawah gue, dua tahun lebih muda dari gue. Karna Rena tidak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, jadi Rena selepas lulus SMA, Rena memutuskan untuk kerja freelance hingga bertemulah dengan Tobi mantan pacarnya Dhena.
Rena itu manis, tinggi badannya sekitar 165cman, dulu zamannya SMP saat upacara pagi menjelang matahari terbit, Rena selalu memayungi gue saat itu dengan bercerita tentang kehidupan percintaannya yang gak jelas endingnya, meskipun gue gak terlalu mau dengerin ceritanya tapi sengaja gue suka tarik-tarik supaya dia jangan berubah posisi memayungi gue.
"Oh.. gitu ya ceritanya, tapi kok beda lagi Ren ? Kemarin kan ceritanya cowok kamu itu nganterin mamanya, kenapa sekarang ceritanya jadi melayat kucing tetangganya yang meninggal ?" Tanya gue dengan banyak kepura-puraan sambil mengangkat wajah ini ke arah Rena, karna tinggi badan gue dibanding Rena itu hanya sampai sedadanya.
Begitulah Rena, konflik cinta yang non sense, namanya juga cinta monkey.
Mengingat semua kisah lalu bersama Rena, gue jadi ingat, gue masih punya teman yang senasib sepenanggungan sama gue.
Gue pun mencoba menelpon teman gue dan berharap nomor ini masih aktif.
Tuuut...tuuuut
Yes, masih aktif !
" halo..."
" Ya halo, Dhena ! " gue pun kegirangan memulai obrolan dengan Dhena.
Lama tak bersua, gue hanya bisa cuap-cuap lewat telepon. Hingga pada topik permasalahan, gue malah lupa kalau Dhena pasti tidak diundang di acara pernikahannya Rena dan Tobi.
" Emm Dhen, ini sorry ya sebelumnya lo diundang ke acaranya Rena sama Tobi gak ? " tanya gue dengan ragu.
" Oh, lo biasa aja kali gak usah gugupan gitu. Iya gue diundang kok sama mereka haha. Nanti gue datang sama tunangannya gue.. "
Ada yang membuat detak jantung gue sesaat terhenti ,saat mendengar Dhena sudah bertunangan.
" Lo tunangan sama siapa Dhen ? Gue tahunya pacar terlama lo itu Tobi. " tanya gue hopeless.
" Sekarang gue yang minta maaf sama lo, gue tunangan sama mantan pacar lo yang lalu, Redi. " jawab Dhena lugas yang semakin memperburuk keadaan gue.
" Oh ha ha Redi ya, santai aja lagi ! " seru gue dengan tawa terpaksa dan semakin ingin mencari tali untuk gantung diri.
Gue dan Dhena pun menutup telepon masing-masing tanpa ada dendam dan sumpah serapah dari mulut gue yang sedang patah hati.
Gue yakin seyakin-yakinnya, gue bukan wanita terpuruk stok terakhir di Bandung raya ini he he.. Lihatlah ke atas jangan ke bawah.
Kamis, 08 Mei 2014
Complicated Life
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar