Sepertinya gue salah menilai Viky adalah sosok pria yang benar-benar gue idamkan. Setelah 3 bulan kemudian gue merasa tepat mengenali Viky dan pernah dibuat merasa nyaman, gue benar-benar dibegoin Viky.
Saat itu, gue resmi berpacaran dengan Viky di sebuah cafe jakarta. Gue benar-benar happy banget,secara sudah lama gue suka sama dia,bahkan saat gue pertama kali bekerja di kantor gue yang sekarang. Awal mula menjalani hubungan dengan Viky gue gak ada rasa kecurigaan sedikit pun,sampai saat 2 bulan berpacaran gue mulai tahu bahwa Viky nyembunyiin sesuatu dari gue,apa pun itu dan sekecil apa pun Viky menutup rapat.
"Sayang, kamu kenapa sih gelisah...terus bawaannya kalau ketemu sama aku,kenapa kamu bosan jalan sama aku ?" Tanya gue sambil menggemgam tangannya.
Tiba-tiba ponsel Viky bergetar, entah sengaja atau seperti apa,setiap jalan sama gue ponsel Viky gak pernah dihidupin pakai nada deringnya,dan selalu seperti itu. Karna gue benar-benar percaya sama dia, jadi gue gak terlalu curiga sama dia.
"Loh,kok gak diangkat sih telponnya sayang?" Tanya lagi gue.
"Oh gak kok sayang, itu telpon dari nyokap." Jawab Viky dan tetap dengan gelagat gelisahnya.
"Apalagi itu dari ibu,angkat dong harusnya sayang."
Viky pun mengangkat telpon dari nyokapnya, tapi dia mengangkat telponnya menjauh dari gue dan pergi menuju toilet mall dimana gue dan Viky berada disana.
Dan gue tetap gak curiga dengan ulah yang sudah Viky buat dari awal berpacaran.
Cukup lama Viky kembali lagi nemuin gue. Dan gue pun nanya apa yang sudah diobrolkan dengan nyokapnya.
Lalu Viky bergegas mengajak gue untuk pulang, padahal saat itu kami akan nonton di bioskop dan tiket pun sudah dibeli. Bego,tolol apa idiot gue ini,gue gak banyak tanya dan gue mengiyakan saja apa kemauan Viky saat itu.
Gue benar-benar sayang sama Viky,bahkan gue gak mau mengkhianati Viky. Dan gue pernah berjanji sama diri gue sendiri,apa pun masalahnya gue akan tetap bersama Viky. Sayang saat itu gue lupa sama janji gue itu,gue lupa menaruh penambahan kalimat, apa pun masalahnya gue akan tetap bersama Viky asalkan jangan masalah yang berhubungan sama selingkuh,orang ketiga atau cewek.
Tiga hal yang gue takutin itu terjadi,Viky selingkuh sudah lama ternyata. Sejak gue belum ada di kantor itu.
Bulan berikutnya secara bertahap, Viky mulai memperlihatkan kebusukannya.
"Sayang, jujur sama aku kenapa kemarin kamu gak angkat telepon aku seharian penuh,kemarin itu kan hari minggu bukan hari kerja dan jam kerja?" Tanya gue dengan tegas.
"Lo kenapa sih? Ribet banget tahu gak sih? Apa gue harus megang handphone 24 jam!?" Jawab Viky dengan nada tinggi dan memanggil gue seperti dulu saat berteman.
"Lo ? Kamu jawab dengan panggilan itu ? Oke aku gak akan permasalahin itu. Terus kemarin kamu kemana ?" Tanya lagi gue dengan kesal dan geram.
"Bukan urusan lo yang jelas !" Tukas Viky.
Gue benci dengan sikapnya dia yang benar-benar gak menganggap gue sebagai pacarnya. Dan gue mulai menanyakan hal ini sama Naya, karena dia lebih tahu Viky jauh sebelum dari gue ada di kantor ini.
"Mbak Nay, gue heran sama sikap Viky akhir-akhir ini." Cerita gue sama Naya yang sedang asyik dengan gadgetnya.
"Lo kenapa Nge? Berantem sama Viky?" Tanya Naya tanpa melihat kearah gue.
"Iya mbak,gue curiga Viky selingkuh." Jawab gue.
Naya langsung menyimpan gadgetnya. Lalu Naya melihat kearah gue dengan serius.
"Selingkuh Nge ?"
Naya terlihat kaget dengan pertanyaannya itu.
"Iya mbak. Mbak please dong lo jujur sama gue, sebenernya Viky itu udah beristri belum sih,karena gue dari awal ngira Viky itu sudah married mbak,tapi karna 3 bulan yang lalu Viky nembak sama gue yaa...berarti dugaan itu gue itu salah, gue benar-benar mau serius sama dia mbak." Jawab gue dengan gamblang.
Naya terlihat ragu dan bimbang akan jawaban gue itu,sepertinya Naya lebih tahu dari apa yang gue duga sekarang ini.
Naya pun menarik nafasnya yang panjang.
"Nge janji ya,lo gak akan bilang ini sama Viky kalau lo tahu cerita ini dari gue?"
Pertanyaan Naya seolah menjawab dari kecurigaan gue 😔.
"Janji mbak, gue gak akan bilang sama Viky. Please bantuin gue ya!"
"Nge, Viky itu sudah punya tunangan dan mereka sudah lama tunanganya dari tahun lalu, tunangannya itu sekarang ada di KL, karena ceweknya kerja disana dan Viky di Indonesia,makanya mereka tunangan dulu dan Viky masih menunda pernikahannya karena Viky merasa ceweknya itu selingkuh disana."
Jawaban Naya sontak membuat gue menangis, air mata gue mengalir deras, dan Naya panik melihat gue menangis dan menyarankan gue untuk pergi ke luar kantor.
Viky tega berbohong sama gue sejauh itu. Dia harus menyesali semua perbuatannya itu dan gue harus dilanda kekecewaan atas janji gue yang ingin serius dengan Viky.
Gue akhirnya resign dari kantor itu dan gue harus menutup diary pahit gue ini.
Dan Viky tetap denial, dan gue tetap pada prinsip gue, asalkan jangan masalah yang berhubungan sama selingkuh,orang ketiga atau cewek, gue akan pergi meninggalkannya untuk selama-selamanya.
Rabu, 25 Februari 2015
Basa-Basi Hidup (Ext 5)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar