1 bulan kemudian gue memilih untuk resign dari kantor yang pernah memberi gue gaji 5 juta perbulan itu, gue beralasan gue akan pergi ke luar bandung untuk kerjaan baru gue. Fernan mencurigai gue,kalau gue itu berbohong.
“Nge tunggu, gue tahu lo bohong. Lo keluar kerja karna lo gak suka sama gue kan?”tanya Fernan sambil menahan gue untuk pergi.
“Gak Fer, gue memang ada kerjaan baru kok. Lusa gue ke Jakarta, gak jauh kok,tapi itu pekerjaan yang gue mau.”jawab gue dengan wajah yang memendam kesal.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan gue dan Fernan. Hanya saja gue gak suka sama sekali dengan Fernan, dimata gue cowok-cowok berwajah ganteng itu brengsek semuanya. Tapi...tidak menutup kemungkinan cowok berwajah jelek pun juga gak kalah brengseknya. Gue jadi ingat 1 tahun yang lalu...
~Hari itu gue benar-benar dilema, gue masih kuliah tepatnya semester 6,wajah muda dan belia ini masih melekat di diri gue. Rambut sebahu masih menjadi ciri khas gue. Boy adalah teman yang tidak gue harapkan selain wajahnya yang kurang enak dipandang dan kedatangan dia hanya membuat hidup gue menderita,sepertinya salah, semakin menderita lebih tepatnya. Gue berteman dengan Boy selama 2 tahun,saat gue kuliah semester 2 dimana gue lagi males-malesnya untuk kuliah,tapi kebodohan menimpa gue rupanya. Rupanya Boy menaruh perasaan sama gue, kami pun berpacaran dengan segala perbedaan yang banyak sekali. Ternyata hubungan gue sama Boy hanya bertahan sampai 3 bulan saja. Kadang gue selalu berpikir lagi, “Mendingan gue temanan sama dia aja bisa sampai 2 tahun, pacaran kenapa jadi 3 bulan T_T” . Boy selingkuh, gue menyesal menahun, gue pikir itu pembantunya ternyata selingkuhannya, kenapa gue mau-maunya dibohongin,pantesan gue heran mana ada pembantu sesexy itu, pakai rok mini,rambut dicurly, kecurigaan pun mulai terasa. Waktu itu pembantu barunya tiba di bandara,gue dan Boy rencananya mau dinner tapi berhubung ponsel Boy berbunyi dan ternyata itu adalah selingkuhan yang diduga adalah pembantu baru,gue dan Boy pun meluncur ke bandara untuk menjemputnya,sesampai disana gue terbelalak akan kecantikannya. Boy dengan wajah yang kaku mengajak pembantu barunya itu untuk masuk ke mobil dan gue pikir pembantunya itulah yang akan duduk di belakang, ternyata gue yang malah disuruh duduk dibelakang,karena pembantunyalah yang duduk didepan,disamping Boy. Gue jadi bingung,yang pembantu itu yang mana.. .Gue dan Boy beradu mulut terus,gue kesal dan benar-benar murka.
Esok harinya, gue memergoki Boy dan pembantu barunya itu ada di apatement Boy tengah asyik nonton film. Tanpa basa-basi dan kata-kata terakhir, gue menghampiri Boy dan pembantunya itu yang sudah berubah nama menjadi selingkuhan.
“Kita Putus!” singkat gue.
Rasanya gue ingin meledakkan bom diwajah mereka. Menangis, jujur saat itu gue menangis, gue mau curhat sama siapa, gue mau sharing kebodohan ini sama siapa. ~
Thats’s why.. gue gak mau pacaran dalam jangka dekat ini, ini alasan urusan karier gue gak mau diganggu gugat dengan masalah percintaan yang never ending story.Fernan tetap berusaha menghalangi gue sampai berdebat didepan staff-staff lainnya,sempat dia berucap seperti ini,
"Dimana pun lo berada, gue akan terus mengejar lo,sampai lo yang merasa lelah!"
Gue tahu itu intimidasi dari Boy supaya gue takut dengannya,
"Gue gak takut Boy." Singkat gue.
Gue benar-benar meninggalkan perusahaan itu dan Fernan yang berwajah tampan. Menjauhinya itu adalah yang terbaik. Dan gue memulai kembali kisah ini dari nol. Gue harus berbondong-bondong mencari pekerjaan,bersaing dengan lulusan-lulusan yang lebih cerdas.
“Ya ampun...gue harus kemana ini, diam di Bandung yang ada gue dikejar terus sama si Fernan.”
Minggu, 08 Februari 2015
Basa-Basi Hidup (Ext 2)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar