Jujur itu akan
mendapatkan reaksi yang meyakitkan dari orang-orang yang mendengar pernyataan
kejujuran. Pahit benar memang rasanya, tetapi ya...inilah kejujuran.
Saat aku mengakui, “Ya, sayang itu semua adalah asset yang aku
miliki, kenapa ? Kamu kaget aku lebih kaya dari kamu ?”.
Saat aku mengakui, “Ma, maafin aku, aku gak lulus!”.
Saat aku mengakui, “Kak, sebenarnya aku yang ceritain tentang
pacar kakak baru itu sama mantan kakak.”.
Reaksi jawaban dari
tiga kejujuranku di atas adalah, “Pembohong,
bodoh dan mulut ember korban susu formula di
tahun 90.” Ada yang nyambung ada yang tidak nyambung juga, akan aku
hargai jawaban mereka karna aku sudah berkata jujur. Dan ada satu hal lagi, aku
pun juga sama aku pernah menerima salah satu kejujuran dari mantan pacarku dulu
yang bernama Raymon.
“Sayang, kamu tahu gak
aku punya sesuatu buat kamu.”
Aku pun bertanya pada
Raymon dengan rasa penuh penasaran,
“Apa sayang aku boleh
tahu gak ?”
“Boleh dong ! Aku punya
pacar dua sayang! “
Sesaat semuanya
terhenti selain detak jantungku.
Hening. Aku berpikir,
apakah Ray ini bercanda atau serius, karna Ray ini adalah mahasiswa fakultas
Seni yang kuliah di kampusku juga.
“Kamu itu ya bercanda
mulu !” aku pun mencubit lengannya dengan lembut.
“Sayang coba aku tanya.
Ada wajah bercanda gak dari raut wajahku ini ?”
Aku mulai yakin bahwa
aku adalah istri mudanya (pacar keduanya). Aku langsung geram. Aku murka. Aku muak.
Aku cabik wajahnya dengan kuku-kuku di jari tanganku yang indah.
“Lo brengsek monyet !!!”
Croooooooot! (Maaf
salah bunyinya) Sreeeeeeeetttttt!
Bunyi gurih-gurih
nyoooy itu membekas di wajahnya Ray. Dan Ray pun mengerang kesakitan.
“Aww! Aku tahu aku
pantas dapat perlakuan ini dari kamu. Tapi mau gimana lagi ini kenyataan sayang
! “
Ray masih memanggilku
dengan panggilan sayang.
“Salah gue ? Bilang
sama gue letak kesalahan gue selama ini sama lo dimana ?” tanyaku yang menangis
haru biru.
“Kamu bohong sama aku ?
Ingat kan Nge, saat kamu bilang sama aku kalau ternyata semua asset itu adalah
milik kamu, bukan milik ayah kamu. “
Ray pun akhirnya
memanggilku dengan nama panggilanku sesungguhnya.
Itulah kejujuran yang
harus aku terima, saat Raymon ternyata memiliki dua wanita dan salah satunya
aku.
Awalnya aku ragu dengan
kejujuran yang pahit itu, tapi aku berpikir lagi, mau sampai kapan aku akan
dibohonginya terus-menerus. Berarti ada bagusnya dia telah berkata jujur. Dan hingga
detik ini, aku mulai terbiasa dengan orang-orang yang berbicara jujur padaku.
Terkadang berbohong itu
memang sungguh manis, berakting dengan indah tanpa kamera. Seperti pemain pencak silatlah. Loh ???
“Sepenggal kisah,
Hari ini adalah resmi satu tahun aku
tanpanya, dan ini berarti nazarku berhasil, kami bisa melepaskan ikatan kami
yang sempat diwarnai dengan pertengkaran. Semua kisah dengannya sudah berakhir,
jangan terlalu banyak menengok ke belakang, selain menyebabkan sakit leher,
sakit hati juga terutama.
Selamat tinggal masa lalu, masa kini
akan aku hadapi dengan kejujuran dan berpikir dengan positif. Terimakasih kamu
sudah menjadi bagian tersuram dikehidupan cemerlangku. “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar