November 2014...
Tidak banyak yang kuharapkan dari bulan ini, padahal
hari bahagiaku hampir mendekati.
Aku masih ingat akan kabar bahagia itu.
“Nge,
gue mau married bulan depan?”
Rupanya itu adalah kabar bahagia dari kawan
terbaikku. Aku tertunduk lemas, siap menerima menjadi orang yang terakhir
berlomba-lomba mengambil seikat bunga yang akan dilayangkan pada khalayak
jombloersss.
Oke, berarti sainganku nanti tak banyak, tak ada
Raisa,Reina dan Naya.
Usiaku dan Raisa terpaut 2 tahun, tentunya kalau
boleh jujur Raisa lebih muda dariku. Nasibku
tak seberuntung kawanku yang muda dan belia itu. Aku paling sebel rasanya,
kalau orang mengira aku ini lebih tua dari pada Raisa, padahal kan itu bener :p
.
Hari itu, entah aku harus bahagia atau sedih, mulai
nanti gak ada yang bisa kuajak untuk nonton bioskop bareng,karaoke bareng
dan...mengemis bareng.
Terkadang aku tak yakin dengan kemampuan diriku
sendiri, apa aku sanggup datang diacara pernikahan Raisa tanpa pendamping, aku
selalu berpikir yang tak penting.
Kulangkahkan pijakan kaki ini untuk naik ke atas
kursi pelaminan (sepertinya penulis terlalu serius), meskipun hanya untuk
berjabat tangan dan berpelukan.
“Raisa... gue belum sanggup ditinggal sama lo Ra !
Tapi, semoga lo bahagia ya, satu pesan gue, adek lo umurnya sekarang berapa ?
Kagak napalah, adek lo buat gue aja!”
Pelukan dan air mata yang mengalir deras itu membuat
Naya dan Reina iba melihatku, akhirnya mereka memutuskan untuk penggalangan
dana, “Koin untuk Unge”.
“Lo pikir gue korban kebanjiran ?” sontak aku pada
Reina dan Naya.
“Gue gak tega lihat lo nangis gitu sama Raisa.” jawab
Naya dengan singkat .
Aku pun mulai kesal dengan tingkah mereka,
“Lo bakar itu kardus sama koin-koinnya ! Gue kagak
butuh itu Naya...Reinaaa. sekali lagi gue bukan korban kebanjiran !”
“Lo juga kebanjiran Nge, kebanjiran air mata, ha ha
ha”
Tawanya Reina membuatku menjadi semangat dalam
menjalani hidup.
Aku paham, kenapa aku baru paham sekarang. Seharusnya
pikiranku ini gak sedangkal itu. Kepergian kawan-kawanku yang sudah lebih dulu
menikmati kehidupan yang lebih bahagia itu jangan kujadikan beban, aku masih
harus mengejar karirku, dan aku yakin akan ada saatnya kebahagiaan itu datang
menjemputku tanpa kuduga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar