Satu bulan telah berlalu...
Akhirnya Unge sekarang bekerja di sebuah instansi swasta di Jakarta bersamaan dengan melanjutkan studi S2 nya di universitas Bandung.
Ini adalah keputusannya, yang tidak mau memiliki waktu untuk berleha-leha menikmati kehidupannya, ia ingin kehidupannya penuh dengan karier dan karier.
Ponsel Unge pun berdering.
Unge sengaja tidak mengangkat telpon tersebut, prinsipnya adalah jika nada dering itu hanya berbunyi sampai operator yang memberhentikan, ia tak kan mau mengangkat ,ia hanya akan mengangkat ponsel itu hingga berdering untuk yang ketiga kalinya.
" Ini siapa sih, tumben sampai 4xan gini no name pula. " gerutu Unge yang sedang mengetik tugas S2nya.
" Ya halo ini siapa ? "
" Halo Nge, kamu dimana sekarang ? Pacar kamu siapa sekarang ? Atau kamu udah punya anak ya ? "
Sontak Unge pun merasa kaget dan mulai menutup laptonya.
" Kamu ? "
Unge pun berlinang air mata...
" Kamu gak ingat suara aku kan ? Kenapa kamu diam Nge ? "
" Aku diam karna aku tahu betul suara ini suara siapa..."
Unge semakin memperjelas suara tangisannya.
" Terimakasih ya Nge, waktu itu kamu mau nyempetin untuk hadir di pernikahannya aku sama Tina. "
" Sama-sama Ar..."
Ya, itu adalah suara Arlan. Arlan adalah mantan pacar Unge yang pergi meninggalkan Unge karna kepentingan pribadinya. Ya... apalagi kalau bukan karna "barang baru" cyinnnnn.
Mereka berdua pun mengobrol lama hingga Unge berpindah posisi tepatnya berada di atas closet.
Unge semakin terpuruk hidupnya, saat mendengar Arlan kembali menghubunginya hanya untuk mengabari bahwa Tina sekarang sudah berbadan dua menuju bulan ketiga. Wuuuuuttt ????
" Tina sekarang lagi pregnant jalan 3 bulan ? Itu berarti...."
Kaget saat mendengar Unge menceritakan hal itu pada Boy.
" Sudahlah Boy, gue gak akan permasalahin doi mau MBA or something like other. Gue cuma permasalahin kenapa Arlan ngabarin gue lagi ? Arlan cerita gak ya sama Tina kalau dia pernah jadi pacar gue ?"
" Lo gak asyik banget, ngapain gue ikut mikirin masalah kayak gitunya. Gue cuma permasalahin Arlan pakai obat apa bisa sampai jadi si buah hati gitu ?!"
" Menurut eeeelll ? GUE MIKIRIN HAL KAYAK GITUNYA JUGA ????? "
Unge pun marah dan meninggalkan Arlan sendirian yang tengah duduk di kantin kampus Unge.
Rabu, 30 April 2014
Jodoh Larinya Kemana ??? Part 2
Selasa, 29 April 2014
Jodoh Larinya Kemana ???
Malam ini, ya benar sekali malam ini benar-benar sepi sekali. Tepat pukul 00.15 WIB memang jam-jam malam itu harusnya sepi kan ?? Terkadang sesekali ada suara lonceng, pertanda itu adalah saatnya ronda malam. Sama halnya dengan remaja usia 22 tahun yg satu ini, hatinya terasa sepi sekali. Galau ? Bukan saatnya untuk menggalau mungkin bisa jadi mengigau.
Samar terdengar suara remaja usia 24 tahunan memanggil nama Unge.
"Nge !!"
Unge yang sedang berjalan santai mengitari lapangan olah raga yang baru saja dibuat oleh rektor kampusnya, menoleh kearah belakang.
"Hah ? Kok lo Boy yang panggil gue ?"
Boy pun berlari kecil menghampiri Unge.
"Lah lo pikir, lo pengennya yang manggil lo itu siapa?" Tanya Boy keheranan.
"Gue berharap, yang manggil gue itu adalah sosok pria tampan yang unyuu banget datang melamar gue!" Jawab Unge dengan khayalannya.
"Gak ada Nge pria tampan tapi unyu itu.."
Unge dan Boy pun pergi menuju kantin untuk mengobrolkan segudang rencana kedua pengangguran terdidik ini.
Tina pun datang menghampiri mereka berdua, dan taukah Anda.. Tina pun memberikan wedding invitation untuk Unge.
"Unge, lo kemana aja sih gue bbm gak balas mulu?"
"Oh gue gak bawa-bawa handphone Tin, ada apaan emangnya? Kok lo tau gue ada di kampus?"
"Ya gue tadi turun di mobil lihat lo muter-muter di lapangan mau ngapain lo? "
"Gue ? Haha.. gue gue gue ini Tin.."
Unge pun tampak gugup menjawabnya, karna Unge takut Tina mendengar aksi memalukannya Unge, karna sepanjang mengitari lapangan olah raga itu Unge kentut tak henti-henti karna ia merasa dirinya sedang masuk angin, padahal antara "merasa" dan hobi itu beda tipis.
"Apaan sih lo Nge, jawabnya kayak yang takut ketauan maling aja lo!"
Unge pun tertawa lebar dengan rona dipipinya yang menguning...
"Ada apaan sih Tin emangnya?"
Mereka berdua pun mengobrol banyak, dan Boy sejak tadi hanya diam saja karna dikacangin Unge, nyaris sekali satu jam kedepan Boy masih dikacangin Unge, Boy pun berubah menjadi adonan kue yang siap dicetak dan dioven.
Unge pun menghampiri Boy akhirnya dengan wajah pucat pasi.
"Nge, lo baik-baik aja kan?" Tanya Boy dengan kekhawatiran.
"Boy, gue adalah wanita yang menyedihkan..." Jawab Unge setengan menangis.
"Lo kenapa sih Nge, itu undangan apaan?" Tanya lagi Boy sambil mengambil undangan yang ada digenggaman Unge.
Boy pun membuka isi undangan dari Tina itu, dan ternyata...
"Nge! Tina married sama Arlan ?"
"Gue gak nyangka Boy, jadi Arlan paksa gue untuk ninggalin dia dan dengan alasan dia mau fokus sama thesisnya itu bulshit Boy!"
"Tina gak tahu apa kalau Arlan itu mantan lo?"
"Kayaknya dia gak tahu Boy, dan gue dibohongin Boy, ternyata Arlan itu udah lulus dari 3 bulan yang lalu."
Unge pun menangis dan memeluk sahabatnya, Boy.
Mau tidak mau Unge pun hadir di pernikahannya Tina dan Arlan bersama Boy.
"Boy jodoh gue kemana ya?"
"Santai Nge, jodoh itu gak akan lari kemana kok.."
"Masalahnya Boy, jodoh gue berlariannya pada kemana ??"