Senin, 03 April 2017

Working moms vs IRT

Saat saya masih kecil saya sudah mulai ditinggal ibu saya bekerja di usia 4 bulan,tepat setelah cuti melahirkan selesai. Entah kapan cuti melahirkan itu bisa sampai 6 bulan. Dan saya sejak kecil ingin sekali menjadi wanita karier seperti ibu saya yang selalu tampil cantik memakai pakaian feminin ala ala perempuan yang bekerja di kantor. 
Pernah saya bacakan puisi untuk ibu saya,sepulang ibu saya pulang bekerja,
"Mama.. Aku tidak meminta lautan yang dalam,samudera yang luas,gunung yang tinggi. Tetapi aku hanya ingin engkau selalu ada bersamaku,Mama..."
Itu puisi benar sampai sekarang saya ingat,ingat bahwa itu terinpirasi lihat koran "PeeRKecil".
Alih-alih berharap ibu saya akan menangis dan memutuskan besoknya akan keluar dari pekerjaannya, ternyata ibu saya hanya tersenyum,manis sekali senyumnya. 
"Kok bisa buat puisi,lihat dari mana?" Tanya ibu saya.
Dalam hati saya menjawab,
"Tau...aja ya aku habis nyontek dari koran bekas bungkus gorengan."
Saya hanya tertawa dan memeluk ibu. 
Dan sekarang saya sudah menjadi seorang istri dan seorang ibu satu anak.
Anak saya lahir 2 bulan yang lalu.
Dari usia 9 bulan saya mencoba masih tetap bekerja dengan alasan agar cuti melahirkan saya bisa lama,dan ternyata Allah SWT mengabulkan permintaan ibu hamil cantik ini,1 minggu setelah cuti anak saya lahir dan hati menjadi lebih tenang. 
Kabar kurang menyenangkan pun tiba, sekretaris bos saya pun menelpon saya,tanpa basa basi dia bilang,bahwa lusa saya harus masuk kerja. Cukup menegangkan saya dengarnya,karna kalau dihitung sisa cuti melahirkan saya ada 16 hari lagi. Saya pun mengabari suami yang kebetulan sedang di luar kota. Suami saya tidak memberi jawaban.
Saya tetap ingin berkarier dengan alasan saya tidak ingin bergantung pada suami . Karena jujur saja selama cuti 2 bulan saya merasakan titik jenuh,dimana saya harus mengurus anak dan rumah tanpa asisten, dan itu sungguh capek sekali.
Sekarang dilematisme sedang melanda saya. Suami dan ibu saya menginginkan saya untuk menjadi ibu rumah tangga. Dengan alasan ibu saya tidak sanggup untuk mengasuh cucu yang ke 7 ini ditambah lagi suami yang selalu direpotkan oleh si kecil tampan yang mirip dengannya. 
Menjadi wanita karier ternyata tidak mudah bagi saya,karna problem yang tidak mau menggunakan jasa pengasuh membuat saya harus membuat keputusan "working moms or IRT". Tidak ada yang salah dengan menjadi seorang IRT, karna itu adalah job desc yang mulia,suami dan anak terlihat di depan mata begitupun pekerjaan rumah yang menumpuk puk puk.