Judul cerita ini tidak hanya menimpa didunia persinetronan atau ftv biasanya yang menayangkan serial-serial bertema seperti ini. Bagi gue ini nyata adanya.
Sekitaran pertengahan tahun 2012,gue pernah nulis yang berjudul "Pak dosen jangan buatku galau" dan di awal 2016 ini gue mengawali cerita yang berbeda dengan objek judul yang sama.
Gue mengawali perkuliahan gue diakhir tahun 2010,saat itu gue belum berhijab masih syegerrr dengan gaya rambut gue yang anti mainstream,saat para gadis berlomba-lomba memutihkan wajah dan memanjangkan rambutnya,gue memilih memotong rambut gue sependek mungkin,padahal saat itu gue masih jomblo,kebayangkan pasti laki-laki liat gue malah ilfeel yang ada,dan gue berkata "BoMAt",sayangnya saat itu.
Tahun 2012 gue baru tahu kalau di kampus gue ada dosen yang lumayan cyiiinnn cucok emmm. Namanya Arfan, Arfan ini adalah dosen mata kuliah etika profesi,
"apa itu etika?" hei kamu yang di meja kedua,coba jawab!" Tegur Pak Arfan sama gue.
"Sebelum saya jawab bapak gak mau tahu dulu nama saya siapa?" Tanya gue dengan genit.
Suara riuh terdengar jelas dari samping kanan kiri gue dan belakang meja gue,siapa lagi kalau bukan mereka para gadis yang sedang berusaha bersaing dengan gue.
"oh iya saya belum tahu nama kamu siapa!" Jawab Pak Arfan dengan senyuman manisnya.
"Saya Bunga Pak,bapak cukup panggil saya Unge." Jawab gue dengan lugas.
"oh sayang dong,nama sebagus Bunga kenapa jadi Unge?"tanya Pak Arfan.
"Gak apa-apa pak,itu nama kerennya saya he he he."jawab gue dengan jayus.
Dan sesi tanya jawab "apa itu etika?"hanya dijawab dengan jawaban terjayus gue.
Setelah selesai sesi mata kuliah pak Arfan,teman-teman kelas langsung menghampiri meja gue.
"Gue juga bisa Nge kalau cuma basa-basi garing kayak gitu doang mah!"seru Rinjani.
Jani itu suka paling sewot kalau nilai dikelas gue lebih unggul dari pada dia,apalagi kalau gebetan gue lebih cakrp daripada gebetan dia,ha ha ha gue gak bermaksud menyaingi dia kok.
"ya udah silahkan kalau lo bisa,gue sih bersaing sehat aja ya maunya." Jawab gue sambil meninggalkan Jani yang sedang ngomel-ngomel sama gue.
Gue pun berjalan menuju kantin dan di kantin gue bertemu dengan salah satu dosen kampus gue,tapi gue gak ngerasa dosen itu pernah mengajar di kelas gue.
"siang pak!"tegur gue sambil tersenyum.
"iya siang juga." Jawab dia dengan tersenyum.
Sesampai di kelas gue melihat dosen yang ada di kantin barusan.
"selamat siang rekan-rekan sekalian!"sapa dia dengan sumringah.
"Siang paaaaak..."jawab serentak.
"perkenalkan nama saya Rendro,saya disini sebagai dosen mata kuliah ekonomi,saya sebelumnya...bla bla bla"
Pak Rendro,dari logatnya sepertinya ia orang batak ? Oh salah,setelah mendengar nama lengkapnya Rendro Bojo Negoro,sepertinya dia dari suku jawa.
Gue tertawa saat melihat cara dia mengajar,unik kalau gue bilang. Dan gue berharap gue gak ditaksir sama dosen yang satu ini. Yak,gue hanya setia sama pak Arfan (ngarep).
Tak terasa hampir 2 semester ini dengan mata kuliah yang berbeda,gue belajar bersama Pak Rendro,dan pak Arfan pun menghilang,entah karena pak Rendro atau pak Arfan yang pergi yang jelas mereka mengajar di mata kuliah yang berbeda.
Dan semakin hari,pak Rendro semakin gak karuan,dia semakin memperlihatkan sinyal kuat bahwa dia sedang single dan gue adalah bayangan calon isterinya (jangan ngarep deh pak).
Sore hari itu gue berencana untuk pergi ke toko buku,dan saat gue berjalan menuju toko buku itu lalu gue lihat ada dosen gue yg fenomenal itu,siapa lagi kalau bukan pak Rendro. Gue tercengang lihat dia yang sedang jalan dengan cewek,gue pikir bener dia itu single,taunya udah punya monyet dia,haaah.
Esok harinya saat dikelas,gue bikin gosip.
"Guys guys,lo tahu gak kalau si Pak Rendro itu udah punya monyet ternyata,gue pikir dia bener single,laku juga dia ya!"teriak gue.
Lalu dari jauh sana nada sumbang terdengar di kuping gue.
"Iyalah pak Rendro laku,emangnya lo Nge!"
"Sialan siapa tuh orang kayak yang kenal aja ama gue!"jawab gue dengan kesal.
Rupanya nada sumbang itu keluar dari mulutnya Galang,cowok kelas sebelah yang gue gak tahu kalo mulutnya sebangke itu.
Galang terlihat seperti sedang bingung,entah ia baru putus atau ditolak cewek,yang jelas sepertinya yang kedua itu benar. Gak pantes dia punya pacar.
Mata kuliah pak Rendro pun dimulai,terdengar riuh saat dia masuk kelas.
"Pak tadi ada yang cemburu gitu loh sama bapak,datang-datang ke kelas langsung buat gosip!"seru Monic,yang selalu jealous sama gue.
"Siapa memangnya ? Unge bukan ?" Tanya pak Rendro dengan tertawa.
Dan semua teman-teman kelas menjawab,
"Iya pak iya pak bener tuh pak,Unge jealous,bapak jalan sama cewek!"
"Oh iya ? Semalem saya habis dari mall nemenin CALON ISTRI saya hahaha."
Satu kelas hening,termasuk gue.
"Jadi bapak kapan nikahnya ?"tanya Monic dengan sinis menatap gue.
"Insya Allah tahun ini,doain ya semoga lancar." Jawab pak Rendro sambil tersenyum.
Dalam hati gue,
"Seseorang,tolong nikahin gue sekarang juga,gue sudah muak dengan tantangan ini!"
Monic tertawa bahagia.
Saat jam mata kuliah Pak Rendro berakhir,gue langsung mendatangi Monic.
"Maksud lo apaan,lo pikir gue ngarep sama pak Rendro apa? Gak ada yang lebih tua dari pak Rendro emangnya. Lo kira-kira dong kalau mau menjatuhkan gue!"
"Lo marah Nge? Emangnya lo suka sama si Pak Rendro terus apa kanarnya Pak Arfan?"tanya Monic dengan sewot.
Monic dan Rinjani ini dua sahabat yang super duper gak ada kerjaan,karna kerjaan mereka itu kalau bukan ngomentarin cewek atau cowok yang lewat,ngajak duel,bikin tantangan gila. Sarap kalau gue bilang,tapi gue lebih sarap lagi menerima tantangan dari mereka berdua -_-'.
Akhirnya gue bisa menuju ke tahap penyusunan skripsi,dan gue memilih pak Rendro yang menjadi pembimbing gue,bukan karena masa lalu di 2 thn yang lalu,tapi karna judul yang gue ajukan ini memamng benar-benar nyambung dengan mata kuliahnya,gue yakin pak Rendro mampu membimbing gue ke jalan persidangan dengan lancar,dan membimbing rumah tangga kelak nanti (haaahh (''?)).
"unge apa kabar?"tanya pak Rendro saat gue temui di kantin kampus.
"Baik pak,lama yah bapak gak ngajar di kelas unge lagi' hehe." Jawab gue dengan kikuk.
"Iya,udah nikah belum unge?"tanya lagi pak Rendro.
"Alhamdulillah pak,ternyata Allah lebih mempercayai kalau yang menikah lebih baik bapak dulu,he he" jawab gue ngeles.
"Amien mudah-mudahan ya"
Hah ? Amien, gue langsung tercengang bukankah dia yang meminta doa restu sama temen-temen kelas karna dia mau nikah tahun itu.
"Unge jadi judulnya tentang apa ?"
Pak rendro membangunkan lamunan gue.
Setelah 4 bulan lamanya gue mengerjakan skripsi,akhirnya gue lulus dengan peringkat cum laude.
"unge selamat ya,besok makan malem bareng ya mau gak ?"sapa pak Rendro dengan kaku.
"Terimakasih pak. Makan malem pak? Ada apa yah pak?" Tanya balik gue.
"Besok kan unge ulang tahun ya?"
Gue pun tersenyum,karna gue hampir lupa dengan hari ulang tahun gue itu karna sibuknya mengerjakan skripsi.
"Nanti Unge kabarin bapak ya!"jawab gue.
Entah kenapa dengan perasaan gue ini,gue merasa Pak Rendro ada rasa sama gue,atau gue yang geer ya.
Esok malamnya,gue dan pak Rendro pergi untuk makan malam bersama.
Pak Rendro menggenggam tangan gue dan dia ingin melamar gue,gue terkejut,karna ini benar-benar diluar dugaan gue.
6 bulan setelah gue menjalani dengan pak rendro,kami pun menikah dalam keadaan bahagia.
Gue berharap pernikahan gue ini menjadi pernikahan pertama dan terakhir,kisah pencarian cinta gue berakhir di pelaminan bersama yayang Endro :D ehee.
Semoga Allah selalu meridhoi kami amienn.
I love u pak dosen...
-truth story by writer (Seno)-