Selasa, 06 September 2016
Dear my baby utun
Senin, 01 Agustus 2016
Dear my (ssssstttttt) baby
Selasa, 10 Mei 2016
Lambang Kemenangan
HSetelah 2 tahun lamanya gue bekerja di bank swasta ini gue punya banyak cerita yang menginpirasi kehidupan gue. Hampir 1 tahun setengah ini gue menghabiskan jam kerja gue depan laptop kesayangan gue,laptop ini kadang gue bawa ke kantor,kamar tidur,tempat makan...
Gue punya teman namanya Manda,dia itu salah satu cewek yang cuek dan kuat dengan idealismenya yang bikin sesat orang (gue). Dia banyak ceritain tentang kehidupan dia dan cowok kesayangannya itu.
“Eh mbak,mbak Unge!” Seru Manda sama gue.
“Apaan lo manggil-manggil gue ?” Tanya gue tanpa melihat kearah Manda.
“Mbak,lihat dulu muka gue !”
Gue pun tersenyum dan tetap sambil mengerjakan pekerjaan gue.
“Males ah,palingan lo mau minjem duit buat bayar kostan lo,udah gue kasih tahu mendingan lo cari om-om yang mau bayarin kostan mewah lo!” Jawab gue nyeleneh dan pandangan gue masih tetap tertuju pada laptop tercinta gue.
“MBAKKKKKKK!!!!”
Dan gue mulai geram sama ulahnya Manda.
“Apaan seeeeh??”
Dan kali ini gue kaget, dia gak sendirian tapi dia bareng seorang entah pria atau laki-laki.
“Halo Bunga !” Sapa pria atau laki-laki ini.
“Eh iya halo pak!” Seraya gue menjabat tangan BELIAU.
“Kenapa gugup ? Santai aja kali !”
Dan beliau pun meninggalkan gue dengan senyum tanda tanya.
“Manda ! Lo bareng siapa barusan ?”Tanya gue dengan pura-pura.
“Dia adalah bos baru kita sekaligus calon laki gue mbak.”
Jawaban tegas dan gue sangat suka dengan jawaban itu, yang otomatis gue harus segera RESIGN.
Bos baru sekaligus calon suami Manda itu adalah mantan pacar gue. Tegas.
Untungnya gue sekarang sudah menikah,cincin yang melingkar di jari kanan gue ini adalah lambang bahwa gue sudah move on dari derita bayangan takut ketemu mantan yang lagi jalan bareng sama cewek barunya.
Hmmm...
“Mbak,mbak,mbak Unge!” Seru lagi Manda yang membangun dari lamunan gue.
“Apa lagi sih Manda?” Jawab gue kesal.
“Barusan pak Dirly manggil mbak buat ke ruangannya.”
Haaah??
“Kenapa harus gue ? Itu orang ngeliatin banget sih,sombongnya itu loh gak berubah”
“Iya makasih Man,nanti gue ke ruangannya dia.”
”DIA mbak? Mbak kayak yang kenal aja sama BELIAUhahaha”
Tanpa memperdulikan tawaannya Manda,gue pun pergi menghampiri bos baru gue itu.
Tok tok tok..
“Permisi pak,bapak manggil saya ?” tanya gue dengan kurang senyuman.
“Haloo Ungeku... kok panggilnya bapak,kalau lagi berdua gini lebih baik panggil nama aja,sudah tahukan nama saya ?” tanya Dirly dengan songongnya.
Emosi gue paling sulit buat ditahan.
“Eh Dirly!”
Belum beres gue ngomong, Manda main nyelonong masuk aja,untung gue masih pakai pakaian lengkap (Haaah???).
“Wah..lagi serius yah pak sama mbak Bunga?” Sindir Manda sama gue dan Dirly.
“Oh nggak Mand, gak kok... yang lo lihat tadi itu...”
“Mbak kok gugup sih,ha ha ha dasar nih mbak Bunga kan baru nikah jadi kayaknya ketakutan banget kalau lagi kepergok ngobrol berduaan sama laki-laki,padahal kan ini bosnya sendiri.” Jawab Manda sambil tertawa bebas.
“Menikah?” tanya Dirly sambil mengerutkan dahinya.
Dan ini kesempatan gue untuk unjuk gigi *ting.
“Oh iya pak,saya baru saja menikah satu bulan yang lalu.”
Jawab gue dengan singkat dan gue pun meninggalkan mereka berdua.
Dan gue kembali melanjutkan pekerjaan gue. Manda masih di ruangan Dirly. Semoga Dirly gak ceritain bahwa 2 tahun yang lalu itu gue sama dia pacaran.
10 Menit kemudian Manda kembali dan sepertinya sorotan mata teman-teman divisi yang lain tertuju sama gue dan Manda.
“Eh Man, lo ngelihatin banget sih kalau lo itu pacaran sama pak Dirly. Pak Dirly baru masuk sehari aja lo sudah lama-lamaan di ruangannya!”
“Biarin, biar mereka tahu kalau gue itu calon istrinya,bentar lagi gue diangkat jadi sekretarisnya. Eh mbak, ngomong-ngomong tadi pak Dirly manggil mbak ada apaan emangnya ?”
“Lah emangnya tadi pak Dirly gak ngomong sama lo ?”
“Ngomong sih mbak, katanya mbak mirip sama mantannya.”
“Haah?”
“Kok kaget mbak?”
Gue gak boleh kelihatan gugup kalau sebenernya itu bener.
“Gue baru inget, lo bakalan diangkat jadi sekretarisnya pak Dirly?”
***
Esok harinya..
Pagi-pagi buta gini gue udah dipanggil sama si Dirly,mau ngapain sih dia..
Tok tok tok..
“Maaf pak, ada apa ?” sapa gue dan sambil duduk di kursi hadapannnya.
“Kamu sudah nikah?”
Percakapan kemenangan buat gue.. he he he *ting
“Iya..pak, saya sudah menikah, kenapa ?” tanya gue dengan bangga.
“Oooh. Kok gak ngundang aku Nge? Takut ya...ketahuan kalau aku mantannya kamu yang selalu bikin kamu nangis sampai lebam-lebam ?” Tanya lagi Dirly sambil tertyawa.
Gue bener-bener geram sama kelakuan dia, semoga laki gue cepet-cepet nyuruh gue resign dari perusahaan ini.
“Kenapa saya harus takut, saya dan suami saya sepakat untuk tidak mengundang selain teman dan saudara.” Jawaban gue masih layak diacungi jempol.
“Maksud kamu, aku bukan teman kamu Nge ? Kan aku juga asalnya teman kamu lanjut pacaran terus putus jadi temanan lagi kan ?” Jawab dia dengan kecebeletenya.
“Saya heran pak,sekelas atasan seperti bapak kenapa bisa bahas hal yang tidak penting seperti ini?” Acungkan 2 jempol buat gue.
“Oh saya juga heran, kenapa perusahaan sebesar ini kok masih bisa mempertahankan karyawannya yang sudah berstatus DOUBLE?”
Anjrit ! Alamat gue dipecat gara-gara dia ngiri gue sudah nikah duluan.
“Selama ada surat perizinannya saya siap untuk angkat kaki dari perusahaan ini pak!” Tantang gue sama bos songong ini.
“Cie... Unge marah ya,marah Unge sama kakak ?”
Heran gue sama si Dirly, ini perusahaan gimana rekrutnya sih sampah kayakbeginian bisa-bisanya dijadiin bos ditempatin di cabang gue lagi.
“Pak,sebenernya bapak manggil saya disini untuk apa ?” tanya gue dengan tegas.
“Kamu nikah sama siapa ?” jawab lagi dia dan masih berkutat dengan hal pribadi gue.
“Itu bukan urusan bapak. Apa saya boleh keluar dari ruangan bapak ?” jawab lagi gue.
Dirly memperlihatkan foto pernikahan gue.
“Ini ternyata suami kamu? Kayaknya sih aku pernah kenal.”
Gue pun tercengang melihat foto pernikahan gue ada di sosmednya Dirly, padahal semua akses yang berhubungan dengan dia sudah gue block semua.
“Pak saya permisi keluar!”
Dan saat gue membuka pintu, Dirly memanggil gue.
“Bunga ! Besok kamu harus buat surat pengunduran diri !”
Dan gue kembali menutup pintunya.
“Apa alasan bapak menyuruh saya untuk keluar dari perusahaan ini?”
“Karna kamu sudah menikah,perusahaan ini butuh yang segar dan memiliki banyak waktu luang.”
“Terus bapak akan mengangkat Manda sebagai sekretaris dan akan menikah dengan bapak?”
“Iya, terus kenapa ?”
“Ada suratnya pak yang memperbolehkan dua-duanya bekerja di tempat yang sama dan menikah ?”
Gue berdebat panjang lebar bareng bos tolol gue ini sampai akhirnya Manda-lah yang memisahkan perdebatan ini. Dan gue masih berharap Manda tidak tahu ada hubungan apa gue dengan Dirly.
Sesampai di rumah, gue memohon-mohon sama laki gue untuk mengizinkan gue untuk resign dari perusahaan dimana gue bekerja.
“Iya ma.. itu terserah mama mau berhenti kerja atau gak.”
Bagi gue itu adalah jawaban SETUJU.
Esok harinya dengan surat pernyataan yang gue tulis sendiri, gue pun menghampiri ruangan Dirly tanpa harus menunggu dia yang duluan manggil gue.
“Permisi pak, saya mau....”
Haaah dan gue kaget,kaget setengah mampus.
Manda sedang berbuat hal bodoh yang tidak seharusnya dilakukan di tempat bekerja.
“Eh mbak,mbak kok gak ketuk pintu dulu?” tanya Manda dengan gugup seraya merapikan rambutnya.
“Biasanya lo datang siangan Man?” jawab gue sambil menunduk.
Dan Dirly pun memulai percakapan
“Kenapa Bunga ?”
“Saya siap mengundurkan diri pak!”
Dirly pun tertawa
“Memangnya siapa yang izinin kamu keluar dari perusahaan ini?”
“Bapak kemarin kan bilang saya harus keluar dari perusahaan ini karna saya sudah menikah.”
Pada akhirnya bos gue ini malah mempertahankan gue untuk tetap bekerja,gue sudah muak dengan ulahnya.
“Saya permisi pak!”
Manda pun ikut keluar dari ruangan Dirly,dan terus mempertanyakan apa alasan gue yang secara tiba-tiba mengundurkan diri,karna gue pusing dengan pertanyaannya gue pun menjawab bahwa gue hamil.
“Mbak HAMIL?” tanya Manda dengan nada yang tinggi sehingga Dirly mendengar ucapan Manda.
Dengan refleks Dirly menggenggam tangan gue yang seolah bahwa gue sudah dihamili olehnya.
“Kamu hamil Nge ?”
Pertanyaan bodoh Dirly membuat semua mata orang di kantor gue tertuju ke arah gue dan Dirly.
"Bukan urusan bapak saya hamil atau enggak,yang jelas bapaknya juga bukan bapak kok!"tukas gue.
Sepertinya bos gue sekaligus mantan yang satu ini belum bisa menerima kenyataan bahwa ternyata gue yang menang.