Lama rasanya gue menyandang status jomblo ini,seperti bukan gue. Tapi kalau bukan karna patah hati gue gak akan seperti ini. Sebenernya gak terlalu lama amat dari semenjak putus dengan Vicky, gue benar-benar meyakinkan komitmen gue untuk sendiri dulu sampai sakit hati ini sisah pudar. Dan sekarang tepat 5 bulan gue sendirian.
Pekerjaan baru gue yang sekarang ini terlalu menyita waktu buat gue,sampai gue lupa dengan kejadian bersama Vicky lalu itu,dan sampai gue lupa kapan gue mulai cari pasangan hidup gue lagi?
Hanya waktu yang bisa menjawab.
Akhirnya gue menyerah,saat ini hanya Fernan yang masih deketin gue dan sempat dua kali gue jalan sama dia,itu pun juga gue minta yang tolong sama dia untuk nemenin gue ke acara wedding teman kantor gue.
Hingga detik ini gue selalu bergumam dalam hati, " semoga jodoh gue bukan lo Fer..."
Terkadang gue kasihan sama Fernan, tapi perasaan itu gak bisa dibohongin ,gue melihat sosok Fernan adalah sosok pria yang manja dan gak mau ngalah.
Beberapa teman kantor gue yang sekarang selalu menawari gue untuk datang ke biro jodoh yang dibayarnya pakai dollar. Dan itu mustahil untuk gue datangi,bukan masalah pembayaran dengan dollar,tetapi gue lebih suka jodoh gue itu datang dengan natural.
Sebenernya ada teman kantor gue yang usianya dibawah gue satu tahun, dan gue baru tahu sejak seminggu yang lalu.
"Nge, tolong dong bawain report yang dari si bos ke ruangan gue,sorry banget Nge !" Seru Adit yang menelpon gue untuk mengantarkan beberapa berkas.
"Aduh mas Adit kenapa gak mas Aditnya aja yang kesini, Unge juga lagi ada kerjaan ini!" Jawab gue dengan suara yang manja.
"Lo udah gue bilang, jangan panggil gue mas...gue sama lo itu lebih muda gue." Protes Adit.
"Aduh.. mas Adit belaga muda lagi,iya nanti Unge antar keatas. " Jawab gue dan menutup percakapan.
Gue pun menuju ke lantai 7. Dan sesampai diruangannya.
"Mas adit, niy reportnya!" Cetus gue.
"Yeee, pakai cemberut lagi. Ini ktp gue Nge, lo lihat baik-baik angka setelah bulan kelahiran gue."
Adit malah ngelihatin ktpnya dan menunjuk ke arah tahun lahir, dan astaga gue kaget ternyata benar gue lebih tua dari pada Adit (umurnya-red).
"Mulai sekarang lo panggil gue tante, eh salah kakak, kak Unge!" Ledek gue.
"Najis amat gue panggil lo kakak, kalo oma gue mau ha ha ha."
Adit pun tertawa dengan merdeka.
Adit itu benar-benar gak kelihatan kalo umurnya dibawah gue,mungkin selain keprofesionalan dia saat bekerja dan gaya merintahnya itu yang bikin gue segan sama Adit, gue jadi nyesel mau-mau aja kalau disuruh sama dia.
Dari setelah itu semenjak gue tau kalau Adit itu brondong, gue jadi berani sama dia, gaya bercanda gue yang gak segan-segan buat merintah dia bahkan meminta untuk ditraktir.
"Nge, ngelunjak lo ya semenjak gue lihatin ktp gue!" Protes Adit dengan kesal.
" Ha ha bodo amat, gue happy gue bisa melampiaskan kekesalan gue kalau lo nyuruh-nyuruh gue buat naik ke lantai 7 !" Jawab gue dengan puas.
Tak terasa pertemanan gue dengan Adit sudah 3 bulan lamanya, terkadang teman-teman kantor menggosipkan kalau gue dan Adit itu pacaran.
"Aduh please deh Han, gue itu gak mungkin pacaran sama brondong kayak dia hiiih!"
"Jangan kayak gitu loh Nge, dari temen bisa jadi demen, dari jijik bisa jadi suka loh..."
Gue pun terdiam sejenak saat Hana menjawab seperti itu.
"Han, gue suka sama pria-pria dewasa yang meature yang mapan, Adit itu umurnya dibawah gue satu tahun han." Jawab gue dengan serius.
"Lo ingat, lo pernah cerita sama gue tentang mantan dan cowok yang sampai sekarang ngejar-ngejar lo, mereka pria dewasa dan mapan, tapi buktinya apa yang satu bohongin lo yang satunya lagi manja,why not kalo cowok yang umurnya dibawah lo tapi dia bisa mendewasakan dirinya dan diri lo juga!"
Ada apa dengan Hana, kali ini gue merasa sedang berhadapan dengan keponakan dari Mario Teguh.
Minggu, 29 Maret 2015
Basa-Basi Hidup (Ext 7)
Langganan:
Postingan (Atom)