Saat-saat menjelang akhir tahun seperti ini, biasanya
kebanyakan orang disibukkan dengan persiapan party untuk menutup akhir tahun 2013.
Hohow.. rupanya satu bulan lagi itu 2014 ya, dan selain usia
yang bertambah, maka dosa pun ikut bertambah juga. Tidak menutup kemungkinan
semakin orang tersebut beranjak dewasa semakin pula dosanya beranjak naik satu
tahap .
Kalau me review pada tahun 2013 itu terlalu banyak pengalaman
baru yang terkadang ingin sekali untuk dilupakan hehe. Contohnya saja saat itu
pada awal tahun 2013 saya dan kawanan saya mengadakan acara makan besar yang
bertempatkan di jl.ciumbulueit Bandung (apakah pengejaannya benar ? susah
banget nulis alamat itu dari zaman SMA), kedua teman saya memesan makanan berat
favorit disana dan juga tak lupa memesan minumannya, karena mereka loyalitasnya
tinggi dengan slogan mereka dari SMA “
apapun makanannya minumnya tetap The Botol Doclo (SOS*R*)) ribet amat banyak
kurungnya. Dan dengan datarnya saya pun memesan “ Mba, saya ES TEH MANIS PANAS
ya mba ! “ karena pada saat itu cuaca dimalam hari sungguhlah membuat badan
menggigil. Whaaaattt ?? ada yang salah sepertinya selain cuaca yang membuat
badan menggigil, ternyata pesanan minuman saya membuat harga diri saya jatuh,
dihadapan mba-mba waitress juga
ayam-ayam yang sudah dipotong yang siap dipanggang, untung saja si ayam sudah
mati, kalau masih hidup mereka pasti niat banget berkokok dimalam hari hanya
untuk member kode bahwa saya lebih memalukan dari ayam . MALU itulah kata yang
lagi trending banget saat itu. Si mba
pun sadar, “ Kalau Es Teh Manis gak ada yang Panas teh (panggilan untuk seorang
perempuan), gimana dong ?! “ . “Aduh mba
gak usah dibahas napah ? udah aja sih langsung di iya in aja” jawabku dalam
hati. Lebih baik pura-pura gak dengar aja deh dan saya pun bergegas ke lantai
atas dengan gerak cepat.
Kebodohan rupanya tidak hanya menimpa pada saya, ada salah
satu teman saya mahasiswa tingkat akhir yang sedang GALAU dengan skripswitnya,
her name is Nunu from Desa Yellow Bojong (ngaraaannng abiss) . Pada malam itu
saya dan Nunu mulai merasakan laparnya sebagai anak kostan karena kami berdua
baru saja mulai ngekost agar dekat dengan kantor tempat kami PKL (Praktek Kerja
Lapangan) yang bertempatkan di Jl. Cipadung Garden.
Malam itu tepatnya pukul 9 malam, niat hati ingin
cepat-cepat tidur biar gak kerasa rasa laparnya, tapi saat kami berdua memulai
mencoba untuk tidur, terdengar dari sisi kiri seperti ada suara keributan, tapi
saya tidak mau merasa-rasa bahwa itu adalah suara cekcok dari tetangga sebelah.
Namun beberapa menit kemudian suara itu semakin jelas seperti tepatnya suara
disebelah saya. Merem lagi deh… eh itu suara memperjelas, dan ternyata itu
suara perut teman saya yang sedang menahan lapar. Ampun deh !
Dan ternyata juga saya pun keceplosan, suara perut ini
ikutan disko . Ampun ampun deh !!
Kami pergi ke tempat makan pinggir jalan yang mungkin
harganya sesuai dengan keinginan kami.
Saya pun memesan nasi goreng pake telor yang tidak terlalu
pedas, dan teman saya Nunu ikut memesan juga, “ Kang, saya pesan mie goreng yah
pedas manis tapi kol nya aja yang digoreng ya ! “
JLEB !!
Ini kalimat terdengar ambigu, saya dan tukang nasi goreng
agak bingung. Karna memang perut saya yang sudah terlanjur lapar, saya tidak
menggubris pesanan Nunu dan ia pun langsung meminum air teh panas yang sudah
disediakan .
10 menit kemudian..
Pesanan kami pun datang, dan benar saja pesanan Nunu hanya
terdapat kol goreng yang dihiasi dengan manisnya kecap juga pedasnya cabai .
“ Kang saya kan pesan mie goreng kenapa yang digoreng kolnya
aja ?! “ protes Nunu.
“ Lah tadi kan teteh bilangnya Kang, saya pesan mie goreng yah pedas manis tapi kol nya aja yang
digoreng ya .
Nunu pun kaget, ia menoleh ke arah saya dan bertanya, “
Emang iya gitu Nge aku pesan kayak gitu ? “
Saya pun menjawab dengan nada datar, “ Iya “ .
Naas, mau tak mau Nunu harus memakan Kol Goreng dengan
bercucuran air mata karna selain menanggung malu, ia pun harus menanggung apa
yang telah ia ucapkan, “ Mulut mu adalah Harimau mu “ .